________________________________________________
BERANDA :: ALAMAT :: POS-EL :: TELEPON :: BUKU TAMU
_________________________________________________
Satu Tanah Air, Bangsa, dan
Satu Bahasa
Mahmud Jauhari Ali
=====Banyak perbedaan yang kita temukan di negara
=====Waktu telah berlalu dan segala kejadian yang kita ingat itu pun telah terjadi, kini bukan saatnya kita larut dalam kesedihan, melainkan bangkit dari keterpurukan yang ada di negara kita. Perbedaan seyogyanya tidak kita sikapi dengan sikap kekanak-kanakan, tetapi kita pandang dengan sikap dewasa. Bangsa kita sudah cukup tua untuk melakukan perbuatan-perbuatan tidak terpuji yang merugikan kita sendiri dan cukup sudah kita melakukannya. Sudah lebih 63 tahun bangsa kita merdeka, sudah setua itu pulalah seharusnya kita berpikir dengan arif dan bijaksana dalam menyikapi segala perbedaaan yang ada di negara ini. Dalam kaitannya dengan perbedaan-perbedan tersebut, masih ingatkah kita dengan ikrar Sumpah Pemuda yang terjadi sebelum bangsa kita merdeka dari penjajahan? Jika kita sampai lupa dengan peristiwa itu, sungguh terlalulah kita.
=====Dalam peristiwa itu para tokoh perjuangan kemerdekaan berikrar satu dalam tanah air, bangsa dan satu dalam bahasa. Ikrar itu seharusnya juga harus melekat dalam dada kita sampai detik ini. Artinya, pada masa kini kita juga harus mengakui bahwa kita sebagai warga negara
=====Dalam kaitannya dengan persatuan dan kesatuan bangsa kita, menggunakan bahasa Indonesia merupakan salah satu usaha kita untuk mempererat persatuan dan kesatuan tersebut. Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan di negara kita. Dengan menggunakan bahasa Indonesia secara konsisten, kita telah mempertebal satu persamaan besar di negara ini, yakni persamaan dalam hal penggunaan bahasa. Penggunaan bahasa yang sama ini menciptakan kondisi yang mendukung persatuan dan kesatuan di negara kita. Dapat kita katakan juga bahwa semangat menggunakan bahasa Indonesia adalah sebagai salah satu modal dasar untuk memperkukuh kesatuan negara
=====Sudah saatnya kita mulai berbenah diri dalam memandang perbedaaan-perbedaan yang ada di negara yang agamis ini. Sudah saatnya pula kita beranjak dewasa, yakni tidak mengunakan kekuasaan yang ada untuk menekan kebebasan kelompok yang dianggap berbeda dalam hal apa pun, termasuk dalam pelaksanaan ibadah tertentu. Ingatlah bahwa kita dibungkus dalam satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa. Tubuh boleh beda, tetapi pakaian kita tetap sama, yakni
Ass.
BalasHapusBagaimana kalau dibalik? Tubuh kita tetap sama; yakni Indonesia, meskipun pakaian kita boleh beda.
Penggunaan bahasa Indonesia, dapat dilihat dari calon presiden, yang seperti kena sindrom Cinta Laura; English campur Bahasa, dan terkadang hanya sekedar menterjemahkan saja alias mengulangi kata dalam dua bahasa. Di manapun seorang pemimpin (calon) selama berada di Indonesia, selayaknya menggunakan Bahasa dengan baik dan benar.
Wa'alaikumussalam w.w.
BalasHapusYa itu Pak, kita sama walaupun berada dalam perbedaan....
Sip! Memang sebenarnya orang-orang yang dikagumi banyak orang, seperti presiden harus menggunakan bahasa secara baik dan benar. Ketika masih calon pun harus seperti itu juga.