Minggu, 15 November 2009

TULISAN TERBARU SAYA

________________________________________________

BERANDA :: ALAMAT :: POS-EL :: TELEPON :: BUKU TAMU

_________________________________________________


Angin Lalu

Mahmud Jauhari Ali


debur ombak hanya mampu meraba-raba pesisir pantaimu
dikala senja menutupi pohon-pohon randu
dan kotoran burung menodai jiwa raganya sampai terpuruk layu
kau pun tersenyum manis sambil berkata-kata syahdu
hingga orang-orang mengangguk dan tertunduk di bawah betismu

aku lihat ada napas berdebu-debu dan berbau amis
yang kautarik dan kauhempaskan ke seluruh jagad negeri

dari jauh, indah sekali parasmu
kau tampan, kau cantik, kau rupawan
sosokmu menghiasi dinding-dinding kemiskinan

kulihat daun-daun tumbang sehabis bermesraan dengan bejana megah
lalu banyak pengemis mangais remah-remahnya
walau hanya beling-beling tajam
yang berserakan

dulu dan kini masih berdebu-debu
dari dulu juga ada kelelawar malam melubangi buah segar
kasihan, jamrud menjadi botak sangar
hujan pun belum mampu meruntuhinya
tapi, kita perlu sadar bahwa rintik sekalipun adalah bermakna

tak ada kabut yang kosong
pasir-pasir pantai pun mampu menusuk tubuh
dan, masihkah kita mau tertunduk setia dengan keadaan lusuh?



Kalimantan Selatan, 15 November 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SILAKAN ANDA BERKOMENTAR!