________________________________________________
BERANDA :: ALAMAT :: POS-EL :: TELEPON :: BUKU TAMU
_________________________________________________
Tanah Ini Basah, tapi Kering ..............Karya Mahmud Jauhari Ali
kemarin sore sebuah layar abu-abu hitam dibentang
dan kami masih berbaring di atas tilam
bersenda gurau bersama
ditemani bantal dan guling cinta
lalu jalan-jalan mendadak basah
kilat-kilat menyambar
guntur menghamburkan suara parau
angin pun bergumuruh menyentuh tubuh
air-air bermain di atas atap
kemudian ruang-ruang seketika redup
sementara jantungku terkejut di samping bekas kolam ikan
dan kulihat dia terbaring mendekap gelap
lalu kami menggelinding di jalanan yang basah itu
berkali-kali ada banjir yang menggenang
mengerucutkan kesenangan di ambang senja
dan aku teringat dengan taman anggur
di dalamnya ada selia dan para salitiy berpakaian rapi
mereka tak kenal kesakitan bunga-bunga layu
mereka menari
bahkan bernyanyi lagu-lagu mewah di bawah atap megah
aku berpikir,
mengapa mereka masih berpesta lembaran uang di sana
mempermainkan hukum dan mempersoalkan hal-hal tak penting
sedangkan di sini jalan-jalan masih bergenang-genang luka
sungai-sungai keruh dan ditumbuhi rumah-rumah kumuh
listrik ditelan penjualan ke tanah asing
minyak rakyat langka
dan ada ide lucu,
akan dibangun patung monyet di tengah ibukota kami
tanah ini memang sapi betina berbadan gemuk berwajah tirus
diperah dan mengalirkan kenikmatan ke taman anggur
dan kata-kata cinta berujung kekosongan belaka bagi mereka
semuanya hanya mata panah yang membenturi batu-batu cadas
tak berarti
lalu patah
hilang silih berganti
dan kami pun masih didekap hujan dan banjir anyir di tanah sendiri
Tanah Bornoe, 10 Desember 2010
Ini memang keren. Kadang sebuah tulisan bisa menjelma virus, dan melahirkan tulisan lain bagi pembacanya. :)
BalasHapus