Bahasa Indonesia Cermin Kearifan Bangsa
Mahmud Jauhari Ali
Pencinta Bahasa dan Sastra
Hari peringatan lahirnya Pancasila pada tahun 2008 berbeda dengan hari peringatan serupa pada tahun-tahun sebelumnya. Tepat pada tanggal 1 Juni 2008 hari peringatan lahirnya Pancasila diwarnai dengan aksi kekerasan yag tidak diajarkan dalam agama. Dalam sila pertama Pancasila disebutkan, “Ketuhanan Yang Maha Esa”, tetapi masih saja ada kekerasan sebagai bentuk pelanggaran nyata terrhadap ajaran Tuhan Yang Maha Esa. Sejak kelahirannya pada tanggal 1 Juni 1945, Pancasila dimaksudkan untuk menuju masyarakat yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beradab, bersatu padu, bermufakat, dan berkeadilan sosial dalam bingkai negara Indonesia. Akan tetapi, masih banyak orang yang beranggapan bahwa Pancasila sebagai hukum di atas atau setara dengan hukum Tuhan Yang Maha Esa. Pancasila tetaplah Pancasila yang merupakan buatan manusia sehingga berada di bawah hukum Tuhan. Namun demikian, dalam kehidupan berbangsa kita mau tidak mau memerlukan Pancasila untuk merekatkan perbedaan-perbedaan yang ada di negara kita.
Peristiwa kekerasan yang terjadi pada tanggal 1 Juni 2008 tersebut seharusnya tidak perlu terjadi. Mengapa demikian? Karena, tindakan kekerasaan bukanlah budaya bangsa kita. Dalam budaya kita tidak ada kekersaan. Bahkan, setelah masuknya Islam di Indonesia kekerasan semakin dianggap hal yang harus selalu kita hindari. Dalam Islam Allah swt. dan rasulullah tidak pernah memerintahkan kita berbuat kekerasan, terutama dalam menyeru sesama ke Jalan Allah swt. Secara tegas Allah swt. memerintahkan kita dalam surah Annahl ayat 125 untuk menyeru manusia ke Jalan-Nya dengan jalan hikmah (dengan dalil yang kuat) dan dengan pelajaran yang baik serta membantah kesalahan dengan baik. Dalam hal inilah sebenarnya Pancaslia dapat kita pakai dalam meluruskan sesuatu yang salah atau dianggap salah, yakni dengan bermusyawarah mencapai mufakat. Musyawarah mencapai mufakat merupakan salah satu isi Pancasila, yakni pada sila keempatnya.
Dalam hal ini, kita dapat menggunakan bahasa Indonesia sebagai media komunikasi dalam bermusyawarah untuk mencapai kata mufakat. Di sinilah bahasa Indonesia menjadi cermin kearifan bangsa Indonesia, yakni menggunakan bahasa persatuan dalam bermusyawarah dalam meluruskan kesalahan hingga mencapai kata mufakat. Kembali ke masalah kekerasan yang terjadi pada tanggal 1 Juni 2008, seharusnya kekerasan bukanlah solusinya, tetapi musyawarah untuk mencapai kata mufakat dengan menggunakan bahasa Indonesia. Menggunakan bahasa Indonesia dalam bermusyawarah lebih baik daripada melakukan kekerasan. Percayal bahwa kekerasan tidak akan menyelesaikan masalah karena kekerasan hanya akan memunculkan kebencian dan dendam.
Pascakekerasan tanggal 1 Juni 2008, diharapkan pihak yang merasa dirugikan tidak melakukan tindakan serupa sebagai tindakan balas dendam. Marilah utamakan musyawarah dalam bentuk dialog untuk menyelesaikan masalah yang sedang terjadi. Jika kekerasan terus bergulir di negara kita, kita sendiri yang akan mendapatkan kerugian. Sudah saatnya kita berpikir dewasa dalam bertindak dan berbuat segala sesuatu.
Di samping itu, untuk menghindari melebarnya aksi kekerasan oleh kedua belah pihak yang sedang bersengkata saat ini, pihak pemerintah harus segera bertindak cepat dalam mengatasi masalah ini sehingga tidak berlarut-larut. Pemerintah sebagai pengayom masyarakat harus bertindak dengan penuh kearifan. Dalam arti pemerintah harus mengutamakan jalan damai untuk menyelesaikan konflik di keduabelah pihak yang saat ini sedang bersengketa itu. Jalan damai di sini tentunya pemerintah juga harus lebih bersifat verbal atau menggunakan bahasa, yakni bahasa Indonesia dan menghindari aksi kekerasan. Kita semua tentu mengharapkan tercipta kedamaian dan tidak mengharapkan aksi tinju, aksi pukul, dan aksi tendang terjadi di negara kita. Oleh karena itulah, marilah kita semua selalu mengutamakan jalan damai dengan menggunakan bahasa Indonesia dalam mengatasi masalah nasional di negara Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SILAKAN ANDA BERKOMENTAR!