Rabu, 28 Oktober 2009

TULISAN TERBARU SAYA

________________________________________________

BERANDA :: ALAMAT :: POS-EL :: TELEPON :: BUKU TAMU

_________________________________________________



Pemuda dalam Negeri Krisis


Mahmud Jauhari Ali


adakah dikau berkenan menyebut dirimu pemuda tatkala rindumu akan masa anak-anak dulu bergeliat? akankah kau sudi merangkul pemuda berjuang melawan nafsunya? dan relakah kau memunguti sampah-sampah dari makanan pemuda yang nongkrong di pinggir sungai malam-malam? atau mampukah kau berpikir ketika hujan lebat meruntuhi debu-debu jalanan di kemarau panjang menderamu?

pagi ini aku mendengar orang menyebut "sumpah pemuda". mengapa harus sumpah? kita Indonesia, bukan penyumpah, tapi pejuang atas pahit getirnya kehidupan 'tuk meraih wujud dambaan hati. ya, kemakmuran, dan keadilan bagi seluruh tanah tumpah darah kita! negeri kita adalah negeri tambang, negeri bertanah subur, negeri berikan dan begaram, berbukit-bukit indah, tapi apa? kita masih negeri yang ...yang ...tau sendirilah kau. tak perlu kusebutkan lagi.

tahun ini pemuda, lalu esok?
yang tua dulu adalah muda, yang renta juga dulu pernah muda. lihatlah pula buah mangga, ia muda lalu tua dan busuk. lalu kita? akankah kita biarkan kemudaan kita terus memudar tanpa juang? harap tiada guna tanpa gerak batin dan raga. berharap-harap hanyalah celoteh anak usia dini. sementara kita telah muda, maka tak layaklah kita hanya berharap-harap?

pemuda,
kata yang indah. kata yang mewadahi dua jenis kelamin. bukan jenis jantan dan betina, tapi menjadi kekuatan utuh, tidak bercerai-berai. kita tak mengenal perbedaan dalam membangun berbangsa, tapi kita saling menjadi pelengkap antara dua jenis itu ....

hari ini, kita muda, kita berjuang, dan kita tak lupakan pemuda masa lalu. kita tengok perjuangan mereka yang berapi-api hingga panasnya masih terasa hari ini.


Kalimantan Selatan, 28 Oktober 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SILAKAN ANDA BERKOMENTAR!