Di Dekat Sungai Martapura ..........Karya Mahmud Jauhari Ali
Alexander Green masih berdiri di atas Merdeka
rambutnya yang pirang tergerai-gerai lincah
seluruh wajahnya tersenyum lepas
sementara di bawahnya perahu-perahu terus bergerak
menyisiri Martapura, entah akan berlabuh ke mana
"Sungguh eksotik." gumam Green
"Eksotik katamu?" tanya seorang wanita di sampingnya
"Ya. jika kau ialah permata yang bernapas
maka sungai itu ialah perhiasan termahal kota ini."
wanita itu lalu mendongak, menatap awan-awan putih bersih
matanya tak berkedip
dan, tiba-tiba bola matanya menjurus ke tepi sungai
orang-orang ramai bermandikan embusan angin di sana
"Lihatlah!"
"Siring itu?"
wanita itu menggeleng takzim
"Lihatlah baik-baik di sana!"
seorang berjilbab biru mengayunkan langkah terburu
matanya sipit
kulitnya kuning keputihan
ada bros phalaenopsis amabilis melekat di kain lebarnya
"Aku jadi teringat suku Uighur, juga suku Hui."
"Mungkin dia keturunan orang Xinjiang. Tapi, entahlah?"
keduanya saling tatap
dan, seorang berjilbab itu telah berdiri di depan mereka
ketiganya terlihat bercakap ramah
entah kata-kata apa yang terlontar di atas Merdeka itu
lalu keduanya menerima sebuah buku
ya, buku berkover cantik dengan gambar buah yang merah menyala
Tanah Borneo, 20 Februari 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SILAKAN ANDA BERKOMENTAR!